Rabu, 03 April 2013

Hari Autis Sedunia


Jangan Dikasari, Trauma pada Anak dengan Autisme Bisa Bertahan Lama


Jakarta, Tidak ada seorang pun yang ingin dilahirkan dengan kondisi berbeda dari orang kebanyakan. Begitu juga anak-anak penyandang autisme. Sayangnya, lingkungan dan orang-orang sekitar banyak yang kurang memahami dan memperlakukan mereka dengan kasar hingga menyebabkan trauma.
“Trauma pada anak autis biasanya bertahan lebih lama. Karena mereka tidak bisa berkomunikasi. Kedua, mereka merasa diri mereka berbeda, kurang baik atau kurang sempurna dibanding anak-anak lain. Jangan lupa, anak autis nggak bisa ngomong, tetapi hatinya lebih
sensitif dari anak-anak biasa,” kata Gayatri Pamoedji, ketua Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) seperti ditulis Selasa (2/4/2013).
Gayatri menuturkan bahwa perilaku yang bisa membuat anak penyandang autis adalah perilaku yang kasar. Hal lain yang bisa membuat trauma adalah jika kebutuhannya tidak diakui. Sayangnya ketika berkunjung ke tempat umum dan menampilkan perilaku ganjil, tak jarang anak penyandang autis mendapat perlakuan kasar dari orang lain.
“Kalau anak-anak ini dibentak-bentak terus, mereka bisa trauma. Kalau sudah trauma, untuk masuknya lagi sudah susah karena mereka kan untuk komunikasinya belum lancar.” terang Gayatri.
Oleh karena itu, anak penyandang autisme perlu didampingi pengasuh apabila pergi ke tempat umum. Setidaknya sampai sang anak bisa lebih mandiri dan paham bahwa di tempat umum tidak boleh teriak-teriak. Orang tua juga sebaiknya perlahan-lahan membiasakan.

http://ragilprasedewo.pusku.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar